Jumat, 16 November 2018

:'(


Beberapa dari kita mungkin berfikir untuk jadi penulis sejak kecil, termasuk saya didalamnya. Tapi, untuk jadi penulis tentunya di butuhkan pengetahuan dasar tentang ejaan yang di sempurnakan. Masalah datang ketika saya harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebab sedari kecil saya sudah biasa menggunakan bahasa yang compar campur.

Semua itu tak terlepas dari lingkungan yang memaksa saya harus menggunakan dua bahasa, satu bahasa ibu dan bahasa Indonesia tentu saja. Kenapa demikian ? Sebab untuk bisa diterima oleh teman sepermainan kala itu, yang bicaranya masih sering menggunakan bahasa daerah ketimbang bahasa Indonesia, saya mesti mengimbangi mereka dengan ikut menggunakan bahasa daerah, walaupun jujur saya tidak terlalu suka menggunakannya, sebab menurut saya bahasa ibu harusnya digunakan ketika bersama dengan keluarga, bukannya ketika bersama teman yang bisa jadi bahasa ibunya berbeda dengan bahasa ibu saya.

Kembali ke masalah menulis, saya sering di kritik karena bahasa tulisan saya, yang kadang sering njelimet dan muter nggak jelas disana sini, tapi toh itu karena saya berusaha mengartikan pemikiran saya sebaik mungkin, terus kenapa perlakuan orang lain, seperti tulisan saya adalah tulisan yang salah ? Saya memang tak paham bagaimana cara menulis puisi yang baik, karena puisi dan cerpen karya saya memang sebebas itu. Saya sering membebaskan otak saya untuk menjelajah dan memerintahkan tangan saya untuk menulis apapun senyaman mungkin.

Mungkin karena itu saya di kritik, mungkin karena kebebasan dan ketidakpahaman saya akan bahasa, saya bisa menerima kritik apapun yang membangun. Tapi jika kritik itu hanya bertujuan untuk membuat saya berhenti menulis, lalu apa yang harus saya lakukan ? Sebab sejak kecil cita-cita saya  ingin menjadi seorang penulis, kalau saya lepaskan tulisan ini, berarti saya melepaskan harapan yang sejak kecil saya bangun, entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar