Sabtu, 29 November 2014

samudera biru




dan mimpi-mimpi ku itu kini meledak dalam hatiku, sudah beberapa malam aku terbangun, menatap ribuan bintang di luasnya langit malam tanah rencong, aku memikirkanmu, bayangmu selalu menatapku tajam di ujung samudera biru. 

melalui mimpiku, aku menggapai mu, berlari di antara pasir putih, berlari di antara deburan ombak yg bersiul merdu, menyanyikan lagu alam. lambaian tanganmu menarikku mendekat, sepatu putih mu lagi lagi menemani langkahmu, membuat ku mengingat kenangan ku denganmu.

kau ceritakan kisah kecilmu padaku, tentang negeri barat yg kau tinggali sekarang, negeri penuh keajaiban katamu. negeri yg membuka semua impian dan harapanmu selama ini, denganya kau merasa lebih besar, dunia menjadi lebih luas katamu.

aku melihatmu begitu bahagia dalam mimpiku, bibir tipismu tersenyum lebar penuh kebahagiaan, aku pun menangis melihatmu kembali, walau hanya dalam mimpi aku menatap wajah sejukmu, aku bahagia.

dalam kerinduan ini, di antara ribuan bintang yg temani tabir mimpi ku denganmu, aku menitikkan air mata, betapa tidak! kau sudah 2 tahun pergi, dan aku tetap mencari keberadaanmu tanpa henti, tanpa lelah sedikitpun.

aku tak pernah mencari orang lain sampai sejauh ini, paman sam sudah ku tapaki, negeri rusia sudah ke kelilingi, jerman, dan beberapa negara di eropa. tapi hadirmu tak kunjung ku dapati, hadirmu tak juga ku nampak.

apa perpisahan memang harus menjadi akhir dari semuannya? apa memang kau hanya memanfaatkan kebodohanku? yg selalu saja bahagia saat aku bersamamu. rumor yg ku dengar tentangmu begitu menyayat hatiku, ingin ku tebas kepala orang-orang yg menghinamu.

mereka bahkan tak tau apa-apa tentangmu, dan mereka sudah berbicara yg macam-macam tentangmu.

aku tak akan pernah lelah mencari mu, jawaban dalam mimpi itu meyakinkanku, samudera biru memanglah sangat luas, tapi di ujungnya aku dapat melihatmu dengan jelas, aku dapat menyentuhmu, aku dapat berbicara denganmu.

tak penting lagi sekarang kau ada di mana, sekarang kau hidup dengan siapa, sekarang kau makan apa, aku hanya tau kau bahagia.

aku memiliki ikatan yg kuat dengan hatiku yg telah kau bawa, hingga aku pasti memahami apa yg kau rasakan saat ini.

tunggu aku, bila saat nya tiba aku akan mengejar mimpiku,melalui samudera biru kau bawa serta mimpiku, dan lewat samudera biru aku akan menemukanmu.

Jumat, 28 November 2014

kardus tua


                                                                                                     

  story line: Novian

Aku tetapkan langkahku, ke depan stasiun  kereta api. Melawan hatiku, menahan emosi ku, bersamamu ada hati ku yg kau bawa pergi, bersamamu, ada cinta ku yg kau tinggalkan, kau campakkan sendiri di sini, di dalam kardus tua.
Padahal aku sudah mulai memikirkan masa depan bersamamu, aku menemukan cermin diriku di dirimu. Entah kenapa, aku seperti tak rela kehilanganmu, walau tak ada kata cinta yg terucap dari bibirku, aku menyimpannya dalam hati buat nanti, setelah aku bersamamu.
Kau yg menarikku dari tempat ku bersandar, dari dalam kardus tuaku, kau yg memberi senyum di bibirku saat awan gelap selimuti kardus tuaku, dan kau yg menguatkan aku, saat kardus tua ku di terpa angin.
Kini, saat aku mulai berdiri sendiri, tanpa kardus tuaku lagi, kenapa kau malah pergi ? bahkan tanpa pernah permisi, tanpa pernah ucap selamat tinggal, kau tak bisa begini, aku tak bisa sendiri begini, aku tak mau kau pergi, aku ingin membalas jasamu.
Kau berdiri di sana, dengan sepatu putih kesukaanmu, menatap rona senja, menatap gerbong kereta yg mendekat ke arahmu, menatap kosong dan hampa, apa yg kau fikirkan?
Bodoh, kau fikir dengan lari begini, apa aku bisa hidup tanpamu? Kau tak bisa datang dan pergi seenakmu, kau yg buat aku jadi begini, aku bahkan tak lagi menjadi aku yg tinggal dalam kardus tua.
Angin mengipaskan rambut panjangmu, aku sekarang bisa melihat wajahmu dengan jelas. Ada apa? Kenapa kau menangis? Jangan seperti itu, itu membuat hati ku terkoyak, membuat hati ku teriris, sakit sekali.
Ku beranikan mendekati mu, menyapa mu seolah aku tak merasakan sakit ini, kau menoleh dan menatap ku dengan tatapan kosong, ada apa? Aku memelukmu dengan erat, aku tak ingin kau pergi, perpisahan bukan jalan terbaik untuk melupakan segala yg telah kau lalui bersama ku.
Kau hanya menangis, tanpa sepatah kata terucap, menarikku menuju gerbong kereta, memberiku secarik kertas, memberiku harapan tentang hari esok.
Perpisahan ini harus terjadi, katamu ! kau menatap ku dari balik kaca, perlahan kereta mu menjerit, mengeluarkan kepulan asap hitam, ia mulai berjalan.
Aku hanya bisa menatapmu pergi, menatap hatiku yg kau bawa !
Aku membuka perlahan kertas yg kau beri padaku, di dalamnya ada sebuah surat :
“ penghuni kardus tua yg ku temukan dulu, di sudut kota tua, di bawah hempitan gedung-gedung tinggi, di gelapnya malam bulan November, bukanlah kamu yg sekarang.
 kamu yg sekarang adalah orang yg kuat, yg bisa bersandar sendiri tanpaku. Tugasku bersamamu sudah selesai, kau mungkin tak membutuhkanku lagi.
maka ku putuskan untuk pergi ke barat, meninggalkan mu,meninggalkan kota,dan meninggalkan kenanganku bersamamu.
 8 tahun seperti beberapa hari saat aku bersamamu, ceritamu tentang kaleng bekas itu sungguh menarik, aku bahkan mengingatnya sampai sekarang! Terimakasih buat 8 tahun yg bahagia, terimakasih buat musim semi ke tujuh, terimakasih bunga sakuranya, dan terimakasih kamu sudah menjadi sahabatku.
Aku mungkin tak kan kembali, tapi! Jika kau merindukanku, lihatlah ke arah barat, lihatlah matahari senja, aku ada di sana, mungkin kita akan bertemu kembali, di kehidupan selanjutnya “
Salam sayang dari ku untukmu

                                                                                                                        Luna alazkia



Bersamaan dengan berakhirnya surat itu, menetes air mataku, membasahi wajahku, membasahi hatiku, membuatnya menjerit.



Kamis, 13 November 2014

make a wish, still cry



aku menahan setiap air mata yg mencoba keluar dari mata ku
aku coba berbaring ke kiri dan ke kanan
aku menahan sakit hati yg mencoba menguap keluar dari hati ku
aku coba menunduk agar tak melihat ke atas
aku menutup mata yg lelah melihat dunia ini
ku coba tutupi dengan sebab lain yg ku miliki
ku bawa ke padang gunung penuh ilalang
ku berlari di tengah kayu mati yg terbakar
ku memandang di ujungnya
berharap temukan pantai indah di bagian yg lainnya
apa yg ku lihat tak seperti yg ku mau
apa yg ku fikir tak seperti yg ku harapkan
dunia ini malah lebih hitam dari imajinasi ku
dunia yg selama ini ku fikir dunia penuh keajaiban
doa ku panjatkan pada mu ilahi
agar aku tak terjatuh
dulu aku berdoa,selalu inginkan bisa melihat dunia
tapi kini, ku menangis sedu
karena dunia ini tak seperti mimpi ku
aku tetap menangis meratap
menangisi penyesalanku  

susahnya jadi anak kost

                       sob, susahnya jadi anak kost itu bukan cuma akhir bulan, tapi tiap hari. karena menurut gue, duit yg di kirim dari kampung seirit apapun gue jadi pemegang keuangan pribadi, tetap aja uang yg di kirim nggak pernah cukup.

menurut gue pribadi, gue orangnya nggak terlalu boros dan nggak terlalu irit, ya mau gimana lagi tiap kiriman datang, menyusul utang yg menumpuk, belum juga genap seminggu tuh uang udah ludes di serap kawan-kawan yg hampir mirip lintah :D

uang kiriman gue dua minggu sekali di kirim, sebelum datang otak gue udah muter gimana caranya buat ngelabuhin tuh lintah biar nggak inget lagi sama yg namanya utang-utang. tapi kenyataannya hal itu cuma sia sia, mereka lebih tau dan lebih faham kapan dan di mana kiriman gue tiba.

belum lagi masalah cewek yg hampir tiap malam minta telpon, beh itu juga termasuk hal yg nyedot duit gue, biasannya kalo gue lagi single, paling juga sms operator yg datang :v tapi sekarang sms doi udah menuhin inbox gue,maklum lah orang yg udah ganteng dari lahir :v.

susahnya gue jalin hubungan yg kayaknya berat sebelah, iya berat di gue karena gue mesti ngeluarin duit jajan buat nelpon, kalau doi mah enak abis, tinggal minta sama mama, sekedipan mata uang udah nongol. tapi bairpun cinta ini berat sebelah, gue akan tetap pertahanin doi,karena doi adalah cinta pertama gue ( yg mau nerima gue ya cuma doi :v)

hal selanjutnya yg bikin anak kost lebih melarat adalah biaya transportasi, ya karena BBM sekarang udah makin mahal, jaman kakek gue masih lajang dan belum ketemu nenek gue dulu, tuh minyak paling cepek seliter, sekarang udah 6500 rupiah,loe liat perbedaanya kan sob, jauh abis.

di negara berkembang kaya Indonesia, naik angkot sama halnya kaya naik taksi bagi anak kost, di hitung permeter, di hitung pernafas, karena di dalam angkot nafas itu mahal, udara bersih itu mahal, orang ayam aja bisa masuk angkot, dia ikut ngabisin udara bersih yg harusnya buat penumpang tercinta kayak  gue :v

terakhir yg bikin hidup sebagai anak kost lebih sengsara plus ngenes adalah tempat tinggal, iya! di daerah aceh, tepatnya di paloh lada yg termasuk perumahan elit harga kost per kamar adalah dua juta pertahun, mungkin loe bisa bilang murah karena loe pada belum pernah datang ke kost gue.

kost gue itu:

-sering bocor, sampai bisa bikin kolam lele tiap ujan dateng
-sering mati lampu (telat bayar iuran lampu bulanan)
-sering banget kedatangan tamu tak di undang (nyamuk, kucing liar, sampai sapi pun ada)
-sering banget pompa air mati gegara nggak bayar listrik
-tempat tidur yg sangat nyaman ( bisa bikin baju dari kapas)
-memiliki ac dari alam( jendela yg nggak pernah bisa di kunci dari dalam)
dan yg paling parah, kost gue sudah seperti tempat sampah portabel

suka duka ini udah guealamin kurang lebih selama dua tahun setengah, dan selama itu gue tetap maksain gimana caranya gue bisa senyaman mungkin di kost gue tercinta

"HOME SWEAT HOME"


ketemu lagi di curhatan gue selanjutnya sob :V

AZkia