Rabu, 03 Oktober 2018

kota Malang : kota kenangan saya





Malang adalah kota kelahiran kedua orang tua saya. Malang juga tempat keluarga besar saya berdomisili, mulai dari kakek buyut, kakek saya, keluarga lain seperti paman, sepupu, dan keponakan saya sebagian besar ada di Malang. tapi saya baru menginjakkan kaki saya secara tegak tiga tahun lalu di kota ini, aneh memang mengingat saya sendiri bukan asli dari sini, tapi kenapa saya mengaku sebagai orang Malang ?


sebab sejak kecil ayah saya selalu bercerita tentang keindahan kota kelahirannya. saya yang sejak kecil hanya bisa menikmati pemandangan lahan sawit disana sini tentu sangat antusias mendengarkan cerita ayah saya. apalagi pada bagian saat ayah bercerita bahwa di jawa seluruh jalanan itu di aspla dan tidak ada yang namannya rumput di tengah jalan, anak kampung seperti saya yang setiap hari melihat jalanan berkerikil, penuh debu, rumput liar tumbuh tinggi tidak terawat di sekitaran jalan saya, entah jalan menuju ke sekolah atau jalanan menuju ke pasar minggu, tentu saja membuat saya sangat ingin berangkat ke jawa.


seingat saya, saya tidak bisa tidur nyenyak selama satu minggu sebelum keberangkatan kami ke jawa untuk pertama kalinya setelah saya bisa mengingat sesuatu. karena orang tua memang dahulu sudah pernah membawa saya pulang kampung ke Malang, tapi itupun saat umur saya masih sekitar 3-4 tahun, saya masih belum bisa mengingat apapun saat itu. Dan ketika saya sudah kelas 2 sd, orang tua membawa saya pulang kampung. itu masih menjadi momen tak terlupakan sampai hari ini, betapa saya sangat bahagia bisa melihat pulau jawa secara langsung, mungkin bagi beberapa orang, saya memang kampungan sebagai anak kecil, seperti tidak pernah melihat bangunan besar saja, tapi itu memang kenyataan, saya memang tidak pernah melihat gedung-gedung bertingkat, bahkan sampai saya lulus smp.


dan itulah kenapa sampai sekarang saya selalu senang kalau di panggil sebagai orang jawa, karena memori tentang pulau jawa masih menjadi yang terbaik yang bisa saya rasakan. oh iya, waktu itu juga kakek buyut saya masih hidup, menjadi kenangan terakhir saya bersama kakek buyut tersebut, karena beberapa tahun kemudian saat kami sekeluarga dari sumatra pulang kampung lagi, beliau sudah tidak ada. semoga amal dan ibadah beliau di terima di sisi-nya, amin.

entah saya pernah singgah sebentar di padang sidempuan, di medan maimun atau di lhokseumawe aceh utara. tapi malang tetap menjadi tujuan akhir saya saat ini, buktinya setelah saya merantau kesana kemari, saya tetap kembali kepada awal, kepada semua peristiwa bermula. dan untuk saat ini, saya masih menikmati kota ini sebagai tempat yang mengingatkan saya akan masa kecil, entah 2 tahun ke depan apakah saya masih tetap bertahan disini atau saya memutuskan untuk pergi ke tempat yang belum pernah saya kunjungi, biarlah takdir yang menentukan jalan saya.

terimakasih teman-teman sudah mau membaca, salam sahabat, salam literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar